amalia.nurma.fs@um.ac.id

Object Identifier

03PESAREAN GUNUNG KAWI47

Judul

Haul Raden Mas Iman Soedjono
Deskripsi

Haul dalam konteks Islam mengacu pada peringatan tahunan wafatnya seseorang, khususnya tokoh yang dihormati atau keluarga yang telah meninggal. Kata ini berasal dari bahasa Arab yang berarti "tahun". Peringatan haul biasanya dilakukan setahun setelah seseorang meninggal dunia dan dapat terus dilakukan setiap tahun untuk mengenang dan mendoakannya. Dalam tradisi haul, keluarga, sahabat, dan masyarakat berkumpul untuk mengirimkan doa bagi almarhum. Acara ini bisa melibatkan tahlil (pembacaan kalimat La ilaha illallah), dzikir, membaca Al-Quran, dan doa bersama. Beberapa ulama menyetujui haul sebagai bentuk penghormatan dan wujud bakti kepada orang yang sudah meninggal, meskipun ada juga yang memiliki pandangan berbeda mengenai praktik ini. Selain untuk mendoakan orang yang telah meninggal, haul juga bisa berfungsi sebagai momen untuk berkumpulnya keluarga dan masyarakat serta mempererat silaturahmi. Di Indonesia, haul kerap dilakukan untuk para tokoh agama seperti ulama atau kyai hingga akhirnya menjadi acara besar yang dihadiri oleh banyak orang. Dalam konteks ini, haul ini digunakan untuk memperingati wafatnya Raden Mas Iman Soedjono pada 12 Suro di Pesarean Gunung Kawi dan peringatan haul ini dimulai di tahun depannya. Haul ini menjadi tradisi tahunan yang dilakukan tidak hanya sebagai bentuk penghormatan, tetapi juga sebagai ungkapan syukur dari masyarakat dan ahli waris yang merasa diberkahi oleh keberadaan makam tokoh, yang telah menarik banyak pengunjung dari berbagai daerah hingga luar negeri. Prosesi haul dimulai dengan arak-arakan yang membawa sesaji dari padepokan menuju makam. Sesaji ini bisa bermacam-macam, seperti telur besek, tumpeng ayam, tumpeng kambing hingga tumpeng satu ekor sapi. Arak-arakan ini dimulai dari padepokan yang berjarak kurang lebih 300 meter dari lokasi makam. Setelah sesaji ditempatkan, dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil dan doa-doa yang dipimpin oleh juru kunci setempat serta ustad. Kegiatan ini diikuti oleh ahli waris, masyarakat sekitar, dan para pengunjung. Selain sebagai bentuk penghormatan, haul ini juga dimaksudkan untuk mendoakan para almarhum agar dosa mereka diampuni dan amalannya diterima di sisi Tuhan. Haul ini mulai dipraktekkan secara besar-besaran pada tahun 1970-an, dipimpin oleh Haji Asim Terjo (Haji Asim Nitiredjo) sebagai juru kunci, dibantu oleh kedua putranya, Haji Raden Sukodoyono dan Haji Raden Suryo Widarjo, serta para istri dan warga setempat. Kegiatan haul ini menjadi acara khusus yang hanya dilaksanakan di wilayah pesarean tersebut, dan merupakan momen penting dalam kalender budaya dan spiritual masyarakat setempat.


Referensi

0 Komentar

Leave a Reply