amalia.nurma.fs@um.ac.id

Object Identifier

01CANDI SINGHASARI41

Judul

Sejarah Kerajaan Singhasari
Deskripsi

Kerajaan Singhasari didirikan pada abad ke 18 oleh Ken Angrok yang bergelar (Sri Ranggah Rajasa Bhatara Sang Amurwabhum). Ken Dedes merupakan putri dari Mpu Purwo yang berasal dari desa Polowijwen. Pada saat bertemu dengan Ken Angrok yang merupakan pengantar Ken Dedes untuk mandi di Pentirtaan Watugede. Sewaktu turun dari kereta kencana, kain yang digunakan ken dedes tersangkut sehingga terlihat bagian tubuhnya, dan mengeluarkan cahaya. Ken Angrok terkesima dengan kecantikan Ken Dedes. Lalu Ken Angrok bertanya pada guru spiritualnya yang dari Jambu dwipa (India) Dayang Lohgawe, “ mengapa keluar cahaya dari tubuh ken dedes?” Lalu dijawab “ Tubuh itu bersinar, karena akan melahirkan raja -raja besar di Pulau Jawa” Oleh karena itu, Ken Angrok mulai jatuh cinta kepada ken dedes. Namun, Ken dedes sudah menjadi istri dari Tunggul Ametung. Munculnya Singosari diawali dengan adanya kudeta dilakukan Ken Angrok kepada tunggul Ametung. Ken Angrok minta dibuatkan keris kepada Mpu Gandring, dan menjanjikan setahun kerisnya akan jadi. Namun, baru 5 bulan keras tersebut dibuat, Ken Angrok sudah tidak sabar sehingga didatangi dan diambil paksa lalu menusuk dan membunuh Mpu Gandring. Karena keris belum sepenuhnya dibuat maka muncullah kutukan Mpu Gandring bahwa “ 7 turunan akan mati oleh keris ini”. setelah itu, Ken Angrok membuat siasat untuk mengambil kekuasaan Tumapel dari Tunggul ametung. Ken Angrok memamerkan dan meminjamkan keris tersebut ke Patih Kebo Ijo dan dipamerkan ke rakyat Tumapel. Sehingga muncul berita di kalangan rakyat Tumapel bahwa keris tersebut milik Kebo Ijo. Setelah dipamerkan dan diambil lagi. Pada malam hari Ken Angrok membunuh Tunggul Ametung dengan menusukkan keris tersebut dan tidak diambil kembali. Sehingga warga tumapel hanya mengetahui bahwa tunggul ametung dibunuh oleh Kebo Ijo, karena keris tersebut dipamerkan kepada warga sebagai miliki Kebo Ijo, sehingga warga mengeksekusi Kebo Ijo. Akhirnya Ken Arngok mengangkat dirinya sendiri menjadi penguasa Tumapel dan memperistri Ken Dedes, sesuai dengan keinginannya. Pada saat menikah dengan Ken Angrok, ternyata Ken Dedes sedang mengandung 3 bulan anak dari Tunggul Ametung, dan diberi nama Anusapati. Ken Angrok juga memiliki selir yaitu Ken Umang dan memiliki anak yaitu Tohjaya. Pada saat Ken Angrok menguasai Tumapel beliau juga berhasil menaklukan kerjaaan Kediri sehingga dapat memperluas dan mengganti nama kerjaaannya menjadi singhasari dan menjadi raja pertama. Pernikahan Ken Angrok dan Kendedes dikaruniai 3 orang anak perempuan. Pada saat masih kecil Anusopati sering menjadi olok-olokan teman temannya karena tidak memiliki Ayah Kandung, akhirnya pada saat dewasa, Anusapati memberanikan diri untuk bertanya kepada Ken Dedes mengenai ayah kandungnya. Lalu Ken Dedes memberi tahu bahwa ayah kandung anusopati dibunuh oleh ayah tirinya yaitu ken angrok. Karena merasa marah dan dendam yang tidak terbendung, Anusopati mengambil keris dan membunuh Ken Angrok dengan menyuruh salah satu hamba raja atau batil. Setelah itu, Anusopati mengangkat dirinya menjadi raja singhasari. Berjalannya waktu, anak Ken Angrok dan Ken Umang, tohjaya juga menanyakan keberadaan ayahnya. Lalu tohjaya diberi tahu oleh ibunya bahwa Ken Angrok dibunuh oleh Anusopati Ketika Tohjaya mengetahui bahwa ayahnya, Ken Angrok dibunuh oleh Anusopati mengggunakan keris Mpu Gandring yang dimiliki Ken dedes. Lalu Tohjaya mengangkat dirinya menjadi raja singhasari. Anusopati memiliki keturunan yaitu Wishnu Hardana dan Kertanegara. Pada saat Tohjaya menjabat sebagai raja Singosari, Wishnu Hardana juga menanyakan mengenai ayahnya, saat diberi tahu bahwa ayahnya dibunuh oleh Tohjaya, wishnu hardana memiliki rasa balas dendam sehingga mencuri keris yang disimpan oleh Ken Dedes, dan membunuh Tohjaya. Naiklah wishu hardana menjadi raja ke 4 kerajaan Singhasari. Pada masa pemerintahan ini, berakhirlah polemik keturunan Tunggul Ametung dan Ken Angrok, dengan bertahtanya dua raja yaitu Wishnuwardhana dengan Narashimarmuti (keturunan Ken Dedes dan Ken Angrok). Dalam pararaton negarakertagama disebutkan dua naga dalam satu lubang. Wishnuwardhana bertahta pada daratan dan Narashimarmuti bertahta di lautan. Pada masa pemerintahan Wishnuwardahana agama pada lingkungan dan kerajaan singhasari menjadi agama Syiwa Budha, yaitu perpaduan aliran agama Hindu dan Budha. Pada masa pemerintahan Wisnuwardhana meninggal pada 1270M dan menjadi raja singhasari yang meninggal bukan karena dibunuh. Setelah itu, naiklah anak laki-laki wisnuwardhana, yang sebelumnya menjadi pemimpin di daerah untuk menjadi raja kerajaan Singhasari yaitu Kertanegara. Pada masa pemerintahan Kertanegara pada 1268- 1292 menjadi raja Singhasari mengalami perubahan yang pesat. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Singhasari mencapai wilayah Malaysia dan Sumatra. Namun, pada saat masa kejayaannya, Kerajaan singhasari di serang oleh tentara Mongol yaitu Kubalaikhan, karena tidak mau mengirimkan pasukannya sebagai tanda tunduk kepada dinasti Yuan. Pada saat diserang, Kertanegara menggunakan keris Mpu Gandring untuk memotong telinga salah satu utusan mongol yang menyerang Singhasari. Hal tersebut membuat Khubalaikhan murka. Kertanegara memiliki empat keturunan wanita, dan dinikahi oleh Raden Wijaya. Kertanegara wafat karena dibunuh oleh Jayakatwang sekaligus besannya sendiri pada saat mabuk, karena menganut bhaivaris (Budha Tantrayana) yang memiliki keyakinan kekuasaan dapat diraih melalui mabuk, pembunuhan ritual dan pesta seks. Kepercayaan bhaivaris yaitu mengikuti hawa nafsu secara sistematis dengan bentuk paling ekstrim yang dianggap menghabiskan nafsu, sehingga memungkinkan memiliki kekuasaan tanpa halangan yang berarti. Dalam masa pemerintahannya, Kertanegara tidak disukai oleh patih Singhasari yaitu Ronggonoto (yang menjadi cikal bakal sebutan arema) karena perpindahan kekuasaan dari Wishnuwardhana kepada Kertanegara. Raden Wijaya menghadiahkan Kertanegara yaitu berupa candi untuk pendarmaan kertanegara, yang pembangunannya dipimpin langsung oleh Gajahmada. Dalam prasasti gajahmada dibawah pemerintahan tribuana tungga dewi untuk membangun bangunna suci untuk leluhurnya yaitu kertanegara pada perayaan 12 tahun setelah wafatnya kertanegara, jika sekarang upacara slada. Pendarmaan dilaksanakan dalam dua tempat, yaitu candi singhasari didarmakan sebagai Syiwa dan candi jawi (candi kertanegara sendiri )sebagai Budha. Raden Wijaya mendirikan majapahit bersama anak Kertanegara. Pada cerita tersebut mengandung pesan bahwa kemarahan jika tidak ditangani atau diselesaikan akan menyebabkan konflik yang panjang sehingga bisa merugikan dan menghancurkan banyak orang. Cerita ini juga memberikan pesan bahwa pemimpin harus bersikap ikhlas dalam memimpin dan harus mementingkan rakyat bukan ambisi pribadi yang dimiliki.


Referensi

Arfan, A. A. (2023). Kerajaan Singosari?: Jejak Penting dalam Pemerintahan Pulau Jawa. Jurnal Tamaddun: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam, 11(2). https://doi.org/10.24235/tamaddun.v11i2.15095

1 Komentar

Leave a Reply