Deskripsi
Cerita rakyat merupakan salah satu folklore atau sastra yang muncul dan berkembang di lingkungan kebudayaan masyarakat sekitar. Penyebaran cerita rakyat dilakukan secara lisan dan bersifat fiksi, anonym dan dalam waktu yang lama karena diceritakan secara turun temurun. Cerita rakyat memiliki fungsi untuk mendidik para pendengar dan pembacanya. Selain itu, cerita rakyat menjadi alat untuk mempertahankan dunia agar selalu sesuai dan tidak kehilangan adat istiadat dan pandangan tradisional dalam mengajarkan anggah ungguh (tingkah laku) kepada generasi muda (Anafiah, 2015). Oleh karena itu, peran cerita rakyat tidak boleh hilang dan punah karena menjadi salah satu media melalui cerita yang asyik dan mengajak anak anak untuk berfikir dalam mencari pesan dan makna yang bisa diambil dari cerita rakyat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cerita rakyat yang popular pada wilayah Jawa Timur yaitu cerita mengenai mimpi seseorang yang bekerja sebagai pemecah batu. Berikut cerita rakyat mengenai Pak Jlogro. Dikisahkan Pak Jlogro adalah seorang pemecah batu yang sedang ada di tengah sungai. Kebetulan dia ketemu dengan satu batu yang sangat keras yang dia perlu, tenaga ekstra. Menggunakan palu, tidak bisa pecah. Sampai kemudian Pak Jlogro kelelahan sehingga membuat ia beristirahat di tepi Sungai dan bersandar. Angin sepoi-sepoi membuat Pak Jlogro mengantuk dan tertidur. Pada saat tertidur, pak Jlogro bermimpi mengenai nasibnya. “Kok sengsara sekali hidupku ini menjadi tukang mencari batu, hari ini aku ketemu batu yang sangat keras”. Sementara itu di dalam mimpinya datanglah hujan deras. Hujan ini menggenangi dan membanjiri sehingga bisa melongsorkan atau menggeser si batu tadi. Dalam mimpi Pak Jlogro berangan-angan, “andai aku bisa menjadi hujan, bisa mengalahkan batu yang keras tadi, ternyata batu tadi bisa bergeser, alangkah bahagianya diriku”. Maka dalam mimpinya Pak Jlogro berubah menjadi hujan. Setelah itu, dia merasa dirinya menjadi hujan yang sangat luar biasa, yang bisa mengalahkan batu. Hujan ini bergerak, sungai dikasih hujan, banjir, danau dikasih hujan, banjir. Sawah dikasih hujan, banjir. Kampung dikasih hujan, banjir. Sombong Pak Jlogro “aku hebat, menjadi hujan yang tak terkalahkan” Ternyata, hujan kalah ketika matahari muncul, hujannya kalah. Hujannya kalah, hujannya reda dan matahari terlihat. Pak Jlogro berpikir ketika dirinya menjadi hujan tadi, “Aduh, ternyata aku kalah sama matahari, andai aku jadi matahari”. Maka dalam mimpinya, Pak Jlogro berubah menjadi matahari. Dengan sombongnya, karena sudah bisa mengalahkan hujan, sungai disinari matahari kering, danau disinari matahari kering, sawah disinari matahari kering, pategalan peradangan disinari matahari kering dan semua kering di sinari oleh matahari. Sombonglah Pak Jlogro, “Wah, akulah matahari yang tak terkalahkan”. Ternyata, datanglah mendung. Mendung ini menutup matahari. Matahari tidak terlihat, sehingga tidak terlihat apa-apa. Maka Pak Jlogro yang berubah menjadi matahari tadi berpikir, “Aduh, ternyata aku kalah sama mendung, andai aku bisa menjadi mendung yang bisa mengalahkan matahari.” Maka dalam mimpinya Pak Jlogro berubah menjadi mendung. Ketika ia menjadi mendung, tak lama kemudian datanglah angin. Angin yang begitu kencang memecahkan mendung. Mendung yang tadinya menutup matahari ternyata tergeser oleh angin dn Pak Jlogro berpikir, “Andai aku jadi angin, bisa mengalahkan mendung dan mengalahkan matahari.” Berubah lagi menjadi angin. Ke barat dia tiup gunung, jadi angin puting beliung, Ke timur dia tiup kampung, rusak porak-porak, ke utara dia tiup, dan Angin menimbulkan masalah di mana-mana. Tetapi begitu angin ke tengah sungai dia menemukan batu, ditiuplah batu itu sedemikan kuatnya, si angin tidak bisa menggeser batu. Maka Pak Jlogro berpikir, “Wah, aku masih kalah ini dengan batu itu. Andai aku bisa menjadi batu, dia mengalahkan angin yang luar biasa yang tadi”. Maka dalam mimpinya Pak Jlogro berubah menjadi batu. Namun, ketika Pak Jlogro berubah menjadi batu. Nggak lama kemudian datanglah tukang cari batu. Dan dia melihat, “wah batu ini besar. Cocok sekali ini. Nah, kalau aku pecah bisa jadi banyak ini, cari duit”. Maka dengan keteguhan hati pelan-pelan batu itu dipukul, diantam dengan godam dan dijukit dengan linggis. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan alat tradisional seperti kapak, pecahlah batu tersebut. Akhirnya, dalam diri pak jlogro muncul rasa sesal, “aduh ternyata aku kalah juga sama tukang batu”. Di saat itulah Pak Jlogro terbangun dari tidur dan termenung. Dia merasa yang dialami dalam mimpi membawa kesadaran bahwa ternyata yang terbaik bagi dirinya adalah menjadi tukang batu. Cerita rakyat mengenai mimpi Pak Jlogro memiliki makna untuk tidak takut untuk bermimpi. Namun, sebagai manusia harus tetap bersyukur dengan yang sedang dijalani dan kita miliki. Jangan memaksakan untuk menjadi lebih karena hal tersebut belum tentu baik untuk kita. Selain itu memberikan pesan untuk selalu bersyukur atas yang telah dimiliki tanpa telalu mengingkan sesuatu yang belebih. Cerita pak jlogro ini diperkirakan sudah muncul pada masa penjajahan kolonial Belanda di pulau Jawa hingga tersebar di seluruh pulau Jawa. Cerita tersebut dapat diterima oleh masyarakat karena adanya kesesuaian dengan tradisi dan budaya masyarakat setempat. Di Indonesia, terdapat banyak sungai sehingga memunculkan sebuah profesi pemecah batu (jlogro) pada masyarakat.
Referensi
Anafiah, S. (Siti). (2015). Pemanfaatan Cerita Rakyat Sebagai Alternatif Bacaan Bagi Anak. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 1(2), 128–133.