Deskripsi
Tembang dolanan merupakan salah satu jenis nyanyian tradisional yang berasal dari pulau jawa. Tembang dolanan memiliki fungsi sebagai media pembelajaran bagi anak-anak melalui pemainan (Ayuanda dkk., 2024). Selain itu, tembang dolanan juga meningkatkan produktivitas anak anak karena adanya kegembiraan yang akan didapatkan dan mendapatkan nilai nilai kehidupan. Salah satu tembang dolanan yang ada di Malang yaitu tembang dolanan cungkup.Kata cungkup berasal dari penutup candi yang berbentuk seperti gulungan rambut. Adapun lirik dari tembang dolanan cungkup adalah : “Cungkup cungkup milangkonde milang arum arum simbaratan tak cungkup maesan jaja kono kapulogo Reya reyo sopo nggowo” Permainan ini dilakukan dan dinyanyikan oleh 5-7 orang dengan mengaitkan salah satu kaki dan saling membelakangi satu sama lain. Setelah itu saling berputar dengan menyanyikan tembang dolanan tersebut. Arti dari setiap lirik tembang dolanan : “Cungkup” adalah hiasan di puncak candi yang berbentuk gulungan rambut . Milang konde milang arum “milang” itu menunjukan, “arum” itu sesuatu yang wangi hal tersebut menggambarkan kehalusan rasa arum simbaratan itu semoga keharuman ini menyebar ke segala arah “Tak cungkup maesan” maesan adalah perhiasan Jaja kono kapulogo” cobalah memahami melalui rasa Reya reyo menunjukan kegembiraan Sopo nggowo “ siapa yang membawa” Secara garis besar tembang dolanan ini menggambarkan satu peninggalan yang indah yang memberikan keharuman ke segala arah dan menyambut pembawa peninggalan tersebut dengan kegembiraan. Pada zaman dahulu, tembang dolanan ini diwariskan oleh orang tua yang berperan sebagai director pada saat memainkan ini. Permainan ini ditemukan di daerah Tumpang yang dihuni oleh masyarakat asli Malang. Selain itu pada wilayah Kota Batu dan Kepanjen juga sudah ditemukan permainan ini.
Referensi
Ayuanda, W., Nasution, K., Deliana, D., & Widayati, D. (2024). Reduplikasi pada Tembang Dolanan Jawa. AKSARA: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 25(1), 161–170. https://doi.org/10.23960/aksara/v25i1.pp161-170