amalia.nurma.fs@um.ac.id

Object Identifier

05BALEARJOSARI, BLIMBING, KOTA MALANG18

Judul

Anyaman Rotan Balearjosari

Tokoh

Deskripsi

Anyaman rotan adalah proses atau seni membuat benda-benda dari serat rotan yang dianyam bersama-sama untuk membentuk berbagai macam barang. Kota Malang memiliki industri rotan yang terkenal yaitu industri rotan Balearjosari yang terletak di Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Industri kerajinan rotan ini bersifat padat karya, yakni menggunakan jasa manusia dalam keseluruhan proses produksinya. Hal ini mengisyaratkan bahwa ada tenaga kerja yang diserap oleh tiap-tiap pengrajin. Ada 2 jenis pengusaha kerajinan rotan di Balearjosari, yakni penjual dan pengrajin (Kristianto, 2013). Rotan merupakan jenis palem memanjat yang termasuk dalam family Palmae. Rotan berdasarkan ciri perbatangan terbagi atas rotan dengan batang tunggal (soliter) dan rotan dengan batang berumpun. Di Indonesia jenis rotan diduga berjumlah ±350 jenis, yang berasal dari 9 genus yaitu Calamus, Ceratolobus, Daemonorops, Korthalsia, Myrialepis, Pogonotium, Plectocomia, Plectocomiopsis, dan Retispatha. Rotan dari genus Calamus dan Daemonorops merupakan jenis rotan yang memiliki nilai ekonomi. Rotan biasanya digunakan masyarakat dalam berbagai keperluan diantaranya sebagai bahan anyaman, pembuatan kursi, dan tali sebagai bahan pengikat (Karipalai et al., 2020) Industri anyaman rotan Balearjosari sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1925. Sebelum menjadi industri rotan, dahulu Pak Kandar pengrajin pertama rotan Balearjosari membuat anyaman kursi dari bambu yang dijual keliling di kota Malang. Kemudian menemukan bahan rotan dari daerah Sumbermanjing Wetan dan Ngliyep yang kemudian dibuatlah kerajinan dengan cara dianyam. Produk pertama kali yang dibuat ialah kursi dan rak. Kedua produk tersebut banyak disukai oleh konsumen, sehingga mulailah banyak orang yang belajar menganyam rotan di Balearjosari. Keterampilan menganyam diturunkan kepada anak cucu dengan harapan kerajinan tangan rotan dapat terus lestari. Seperti yang dilakukan oleh Pak Langgeng (Anak dari Pak Kandar) yang meneruskan usaha rotan sejak tahun 1990. Produk yang telah dibuat oleh Pak Langgeng yaitu meja, kursi, sekat rumah, rak, bingkai cermin, penutup nasi, hiasan lampu gantung, figura, hiasan bulatan dinding dari batik perca, miniatur dan hiasan dinding. Ciri khas anyaman rotan Balearjosari ialah bentuknya unik dan rumit, menggunakan perpaduan beberapa model anyaman. Berbagai pengembangan terus dilakukan dengan mengkreasikan warna dan lukisan pada rotan sehingga dapat meningkatkan nilai jual anyaman rotan. Saat ini pemasaran rotan Balearjosari sudah sampai ke mancanegara. Pembuatan anyaman rotan Balearjosari masih dikerjkan dengan perlatan tradisional. Bermodal keterampilan yang diajarkan oleh orang tua serta ide menganyam rotan yang desainnya karangan sendiri. Jenis model anyaman yang sering digunaakan adalah liris, anyaman biasa, gedhek dan ruwetan. Sedangkan jenis bentuk rotan yang digunakan ialah rotan kor (ukuran 7 ml), rotan fitrip (5 ml), dan rotan galar. Langkah pembuatan kerajinan tangan rotan sebagai berikut: (1) Rotan dipotong sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan, (2) Rotan dimasak menggunakan solar sampai mendidih selama 30 menit, tujuannya untuk mengawetkan dan agar tidak mudah dimakan rayap, (3) Penjemuran rotan hingga kering (4) Pembentukan rotan (5) Menganyam sesuai bentuk yang tekah ditentukan. Proses pembuatan kerajinan rotan memakan waktu selama 1 minggu. Nilai suatu kerajinan dapat dilihat dalam proses pembuatannya: Pertama: kesabaran dalam menganyam kerajinan rotan, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari bersabar untuk mendapatkan hasil yang baik. Kedua: ketelitian dalam menganyam dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Ketiga: ketekunan, pemanfaatan waktu yang baik dalam mengerjakan sesuatu dalam waktu singkat. Keempat: kerapian, untuk mendapatkan hasil yang baik serta menjadi daya tarik maka perlu untuk memperhatikan model dan susunan yang rapi. Kelima: keindahan, selain kerapian hal yang penting diperhatikan juga yaitu mengenai keindahan sebagai nilai tambah dalam penampilan. Keenam: tidak mudah putus asa, dalam membuat sesuatu semuanya tidak selalu berjalan dengan baik pasti ada kesalahan maka dalam pembuatan kerajinan rotan harus memiliki jiwa yang pantang menyerah serta ingin mencoba dan memperbaiki (Megawati et al., 2022).


Referensi

Karipalai, I., Hendrik, A. C., & Ballo, A. (2020). Jenis-Jenis Dan Pemanfaatan Rotan Oleh Masyarakat Di Taman Hutan Raya Prof. Ir. Herman Johannes Kecamatan Amarasi Kabupaten Kupang. Indigenous Biologi?: Jurnal Pendidikan Dan Sains Biologi, 2(3), 115–122. https://doi.org/10.33323/indigenous.v2i3.74 Kristianto, S. (2013). ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEBERLANGSUNGAN SEKTOR INDUSTRI ROTAN BALEARJOSARI KOTA MALANG (Studi kasus pada industry kecil rotan di Kelurahan Balearjosari, Kecamatan Blimbing, Kota Malang). 0710210093. Megawati, J., Wuryani, E., & Sunardi. (2022). Kerajinan Rotan Sebagai Warisan Budaya Dayak Lundayeh Dalam Perspektif Kearifan Lokal. Haluan Sastra Budaya , 7(2), 2022.

0 Komentar

Leave a Reply